ORBITAL DAN PERANANNYA DALAM IKATAN KOVALEN
ORBITAL HIBRIDA DARI NITROGEN DAN OKSIGEN
Atom-atom dapat membentuk ikatan
satu sama lain dengan berbagi elektron tidak berpasangan sehingga ikatan
masing-masing berisi dua elektron. Atom karbon memiliki dua elektron tidak
berpasangan sehingga diperkirakan karbon membentuk dua ikatan. Namun, karbon
membentuk empat ikatan. Ketika sebuah atom karbon membentuk ikatan dan
merupakan bagian dari struktur molekul, dapat 'mencampur' orbital s dan p dari lapisan
kedua (lapisan valensi). Hal ini dikenal sebagai hibridisasi dan memungkinkan
karbon membentuk empat ikatan yang teramati dalam realitas.
Ada tiga cara di mana proses
pencampuran dapat terjadi, yaitu :
● orbital 2s digabung ketiga orbital
2p. Ini dikenal sebagai hibridisasi sp3;
● orbital 2s digabung dengan dua
orbital 2p. Hal ini dikenal sebagai hibridisasi sp2;
● orbital 2s digabung dengan salah
satu orbital 2p. Hal ini dikenal sebagai hibridisasi sp.
Dalam kimia, Hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital - orbital atom membentuk orbital hibrid
yang baru yang sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat ikatan atom.
Konsep orbital-orbital yang terhibridisasi sangatlah berguna dalam
menjelaskan bentuk orbital molekul dari sebuah molekul. Konsep ini adalah bagian tak terpisahkan dari teori ikatan valensi. Walaupun kadang-kadang diajarkan bersamaan dengan teori VSEPR, padahal teori ikatan valensi dan hibridisasi sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan teori VSEPR.
Teori hibridisasi dipromosikan oleh kimiawan Linus Pauling dalam menjelaskan struktur molekul seperti metana (CH4).
Secara historis, konsep ini dikembangkan untuk sistem-sistem kimia yang
sederhana, namun pendekatan ini selanjutnya diaplikasikan lebih luas,
dan sekarang ini dianggap sebagai sebuah heuristik yang efektif untuk
merasionalkan struktur senyawa organik.
Teori hibridisasi tidaklah sepraktis teori orbital molekul dalam hal perhitungan kuantitatif. Masalah-masalah pada hibridisasi terlihat jelas pada ikatan yang melibatkan orbital d, seperti yang terdapat pada kimia koordinasi dan kimia organologam. Walaupun skema hibridisasi pada logam transisi dapat digunakan, ia umumnya tidak akurat.
Karbon berada di baris 2 dari tabel periodik dan memiliki enam elektron. Ini berarti bahwa ada dua orbital kulit atom untuk elektronnya. Lapisan kulit pertama paling dekat dengan inti memiliki orbital satu s - orbital 1s. Kulit kedua memiliki orbital s tunggal (orbital 2s) dan tiga orbital p (3x2p). Oleh karena itu, ada total lima orbital atom. Orbital s adalah berbentuk bulat dengan orbital 2s yang jauh lebih besar dibanding orbital 1s. Orbital p adalah berbentuk halter dan searah sepanjang sumbu x, y dan z. Oleh karena itu, pada orbital 2p memiliki sub orbital atom 2px 2py dan 2pz
Gambar : Orbital Atom
Gambar Orbital Hibrida dari Nitrogen
Gambar Orbital Hibrida dari Oksigen
IKATAN RANGKAP TERKONJUGASI
Sistem konjugasi terjadi dalam senyawa organik yang atom-atomnya secara kovalen berikatan tunggal dan ganda secara bergantian (C=C-C=C-C) dan memengaruhi satu sama lainnya membentuk daerah delokalisasi elektron.
Elektron-elektron pada daerah delokalisasi ini bukanlah milik salah
satu atom, melainkan milik keseluruhan sistem konjugasi ini. Contohnya, fenol (C6H5OH) memiliki sistem 6 elektron di atas dan di bawah cincin planarnya sekaligus di sekitar gugus hidroksil.
Sistem konjugasi secara umumnya akan menyebabkan delokalisasi elektron
di sepanjang orbital p yang paralel satu dengan sama lainnya. Hal ini
akan meningkatkan stabilitas dan menurunkan energi molekul secara
keseluruhan
Konjugasi dapat terjadi dengan keberadaan gugus pendonor orbital p yang berbeda. Furan dianggap memiliki sistem konjugasi oleh karenanya.
ikatan rangkap konjugasi ialah dua ikatan rangkap yang kedudukannya diselang oleh satu ikatan tunggal, seperti -CH=CH-CH=CH-
BENZENA DAN RESONANSI
Berdasarkan hasil analisis sinar-X maka diusulkan
bahwa ikatan rangkap pada molekul benzena tidak terlokalisasi pada
karbon tertentu melainkan dapat berpindah-pindah (terdelokalisasi).
Gejala ini dinamakan resonansi. Resonansi terjadi karena adanya delokalisasi
elektron dari ikatan rangkap ke ikatan tunggal. Hal yang harus diperhatikan adalah, bahwa lambang
resonasi bukan struktur nyata dari suatu senyawa, tetapi merupakan
struktur khayalan. Sedangkan struktur nyatanya merupakan gabungan dari
semua struktur resonansinya. Teori resonansi dapat menerangkan mengapa benzena
sukar diadisi. Sebab, ikatan rangkap dua karbon-karbon dalam benzena
terdelokalisasi dan membentuk semacam cincin yang kokoh terhadap
serangan kimia, sehingga tidak mudah diganggu. Oleh karena itulah
reaksi yang umum pada benzena adalah reaksi substitusi terhadap atom H
tanpa mengganggu cincin karbonnya.
Resonansi terjadi karena adanya delokalisasi elektron
dari ikatan rangkap ke ikatan tunggal. Delokalisasi elektron yang terjadi pada
benzena pada struktur resonansi adalah sebagai berikut
Hal yang
harus diperhatikan adalah, bahwa lambang resonasi bukan struktur nyata dari
suatu senyawa, tetapi merupakan struktur khayalan. Sedangkan struktur nyatanya
merupakan gabungan dari semua struktur resonansinya.:
Teori
resonansi dapat menerangkan mengapa benzena sukar diadisi. Sebab, ikatan
rangkap dua karbon-karbon dalam benzena terdelokalisasi dan membentuk semacam
cincin yang kokoh terhadap serangan kimia, sehingga tidak mudah diganggu. Oleh
karena itulah reaksi yang umum pada benzena adalah reaksi substitusi terhadap
atom H tanpa mengganggu cincin karbonnya.
Resonansi secara
singkat dapat dikatakan dengan suatu senyawa kimia yang strukturnya sama tetapi
konfigurasi elektronnya berbeda.
Aturan
Struktur Resonansi
Struktur resonansi, menggambarkan molekul, ion, radikal dan ion yang tidak
cukup digambarkan hanya dengan sebuah struktur Lewis, melainkan harus dengan dua atau lebih struktur
Lewis. Sehingga dapat mewakili struktur molekul, radikal atau ion dalam bentuk
hibridisasinya. Tanda panah untuk resonansi ↔
Dalam
menulis struktur resonansi, kita hanya boleh memindahkan elektron, sedangkan
posisi inti atom tetap seperti dalam molekulnya.
Semua
struktur harus memenuhi struktur Lewis. Tidak boleh menulis struktur ( atom
karbon mempunyai lima ikatan).
Semua atom
yang terlibat dalam sistem delokalisasi harus terletak pada bidang datar atau
mendekati datar.
Struktur Resonansi Benzena:
Resonansi terjadi karena adanya delokalisasi elektron dari ikatan rangkap ke
ikatan tunggal. Delokalisasi elektron yang terjadi pada benzena pada struktur
resonansi adalah sebagai berikut:
Hal yang harus diperhatikan adalah, bahwa lambang resonasi bukan struktur nyata
dari suatu senyawa, tetapi merupakan struktur khayalan. Sedangkan struktur nyatanya
merupakan gabungan dari semua struktur resonansinya. Hal ini pun berlaku dalam
struktur resonansi benzena, sehingga benzena lebih sering digambarkan sebagai
berikut:
Teori resonansi dapat menerangkan mengapa benzena sukar diadisi. Sebab, ikatan
rangkap dua karbon-karbon dalam benzena terdelokalisasi dan membentuk semacam
cincin yang kokoh terhadap serangan kimia, sehingga tidak mudah diganggu. Oleh
karena itulah reaksi yang umum pada benzena adalah reaksi substitusi terhadap
atom H tanpa mengganggu cincin karbonnya.
Gambar 3 dimensi Struktur Benzena Gambar Molimod Struktur Benzena |
Blog anda sudah Bagus dan sangat memberikan informasi yg sangat membantu, tapi pada pencampuran ada tiga cara, bisakah anda menjelaskan itu dengan menggunakan gamabar.
BalasHapusTerimakasih
Blog anda sudah Bagus dan sangat memberikan informasi yg sangat membantu, tapi pada pencampuran ada tiga cara, bisakah anda menjelaskan itu dengan menggunakan gamabar.
BalasHapusTerimakasih
Ponstingan anda sangat bermanfaat. Tapi ada yang ingin saya tanyakan, apakah delokalisasi elektron bisa terjadi pada orbital lain selain orbitak p?
BalasHapusassalammuaiakum, saya mau bertanya tentang Struktur Resonansi Benzena apakah ada contoh gambar nya yang bisa di pahami oleh pembaca
BalasHapusterimakasih :)
Terimakasih atas pertanyaannya, saudari almonawaroh. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda. Menurut saya, bisa terjadi pada orbital lain, tetapi akan lebih baik delokalisasi elektron pada orbital p saja, karena akan lebih stabil dan dapat menurunkan energi secara keseluruhan. Seperti kita ketahui bahwa,Sistem konjugasi terjadi dalam senyawa organik yang atom-atomnya secara kovalen berikatan tunggal dan ganda secara bergantian (C=C-C=C-C) dan memengaruhi satu sama lainnya membentuk daerah delokalisasi elektron. Elektron-elektron pada daerah delokalisasi ini bukanlah milik salah satu atom, melainkan milik keseluruhan sistem konjugasi ini. Contohnya, fenol (C6H5OH memiliki sistem 6 elektron di atas dan di bawah cincin planarnya sekaligus di sekitar gugus hidroksil.
BalasHapusSistem konjugasi secara umumnya akan menyebabkan delokalisasi elektron di sepanjang orbital p yang paralel satu dengan sama lainnya. Hal ini akan meningkatkan stabilitas dan menurunkan energi molekul secara keseluruhan.
Terima kasih . . .
Waalaikumsalam . . . terimakasih atas pertanyaannya. Tapi sangat sulit untuk saya menjawab pertanyaan saudari silmi dan eki. Dikarenakan anda disini meminta penjelasannya dalam bentuk gambar, tetapi untuk komentar disini kita tak bisa dapat mempostingkan gambar yang anda minta.
BalasHapusTerima kasih, harap dimaklumi . . .